Cerpen Teruntuk Malaikatku By Nia Wahyu Pratiwi - cerpen ini ditulis oleh teman atau sahabat cerita cinta, yaitu Nia Wahyu Pratiwi. Silahkan dibaca cerpen yang sangat menarik ini, buat Nia Wahyu Pratiwi sukses selalu ya hehe...
Selamat pagi malaikatku ...
Apa kabarmu pagi ini? Kuharap kau baik-baik saja. Sebaik mentari menyinari pagi ini, sesejuk embun pagi.
Oh ya, Mimpi apa kamu semalam ? Jangan bilang kau memimpikan aku akan pergi merantau & meninggalkan kamu disini, Karna aku tak akan bisa pergi jauh tanpa kamu
, semangat hidupku.
Malaikatku, saat aku menulis surat ini, cuaca begitu cerah, Langit biru dengan hiasan awan putih disetiap sudut langit terbentang begitu luas. Kau lihat, matahari
begitu perkasa. Menerangi seluruh alam ini. Sinarnya terasa sangat panas, terasa sampai kedalam hatiku.
Sayangku, ini mengingatkanku saat kita pertama kali bertemu. Kau datang kerumahku. Katamu, kau ingin menunggu waktu kuliah disini. Kebetulan rumahku tak jauh
dari kampusmu. Kamu tau, saat itu aku begitu takut bertemu denganmu, tak berani menatapmu. Seperti seorang anak yg takut bertemu hantu, atau seorang gadis yang
takut dihadang preman dipinggir jalan. Dalam benakku, kamu seorang cowok nakal dengan kehidupan dunia malammu yang sarat dengan minum minuman keras, dan
tato di separuh tubuhmu. Aku sangat takut sayangku. Tapi ternyata aku salah. Tak ada sedikitpun tato yang terukir di tubuhmu, kamu tak kenal minuman keras,
bahkan kamu enggan tuk menyulut sebatang rokok. Kamu lembut. Kamu baik, dan kamu selalu mengeluarkan kata kata yang mampu membuatku tertawa atau meneteskan
airmata.
Masih teringat betul saat kamu mengatakan bahwa kamu tak punya kekuatan seperti cowok cowok lain. kamu lemah. Dan kamu benar-benar lemah. Kamu harus
bolak-balik rumah sakit. Bercengkrama dengan suster-suster dan dokter. Dan entah sudah berapa ratus pil yang masuk kedalam tubuhmu. Tak sedikit dokter yang
menghafal betul kamu dengan segala keluhanmu.
Bahkan aku pernah melihatmu terbaring lemah di kasur putih dengan sebuah selang yang dialiri dengan air infus dan dimasukkan kedalam tubuhmu. Kau pucat. Lemas.
Sungguh, aku tak kuasa. Aku ingin memelukmu erat saat itu juga. Aku ingin menangis. Andai saja aku ikut merasakan apa yang kamu rasakan.
Tapi kamu tau sayangku. Aku tak pernah menyesal mengenalmu dan segala kelemahanmu. Karena aku ingin selalu menguatkanmu, menemanimu, mnyemangatimu,
mengingatkan jam makan untukmu, memijat tanganmu, membantumu bangun saat kau terjatuh, membunuh rasa pesimismu, menceritakan hal hal yang membuatmu
tersenyum dan memelukmu erat saat dingin menusuk tulang rusukmu & membuat nafasmu sedikit terganggu.
Meski kadang aku merasa semua ini tak mudah. Aku yakin kamu juga tau. Aku seorang cewek biasa. Tak sedikit orang bilang aku manja. Ya aku memang manja. Aku
ingin dimanja olehmu. Aku ingin setiap detik yang aku lalui ada dirimu disampingku. Aku ingin duduk bersandar di bahumu, melihat laut biru dan merasakan angin
berhembus dan merontokkan daun daun diatas kita. Aku ingin berjalan bergandengan tangan dengan kaki telanjang menyusuri tepian pantai di sore hari. Merasakan
butiran pasir menggelitik kaki kita. Melihat Sunset yang begitu indah. Atau sekedar minum es kelapa muda dipinggir sawah atau minum es krim berdua sambil
bersendau gurau. Aku tau. Ini adalah keegoisanku. Sempat aku ingin membunuh dan membuang jauh jauh rasa egois itu. Tapi lagi lagi aku hanya seorang cewek biasa.
Kadang aku berhasil, tapi entah darimana rasa itu muncul kembali.
Ah, sayang. Aku jadi ingat saat kamu mengejarku dulu. Saat itu aku masih punya seorang kekasih, mantan kekasih untuk sekarang. Kamu tak pernah lelah memberiku
semangat. Kau tak pernah lelah mendengar semua keluhan-keluhanku tentang mantan kekasihku yg sangat protective. Kau tak pernah lelah menungguku. Meski aku
pernah melarangnya. Kau bersikeras ingin membebaskan aku dari sangkar yang selama ini menjeratku. Dan kamu berhasil sayang. Kamu lulus. Kamu telah
membebaskanku. Terima Kasih.
Kamu selalu memujiku, katamu aku adalah cewek paling baik, ceria dan cantik. Aku sempurna. Padahal aku justru jauh dari sempurna. Aku egois dan sering marah
tanpa alasan kepadamu. Aku sadari itu. Tapi sayang, kenapa kau tak pernah marah padaku? Padahal aku sudah sering menyakitimu. Katamu, kamu ingin menjadi yang
terbaik untukku, ingin membuatku selalu tersenyum, bahkan ingin memberikan lebih dari senyuman. Ah Sayang, kau begitu baik padaku. Sungguh, aku tak sanggup
kehilangan dirimu. Kamu adalah malaikatku.
Saat ini mungkin kamu sedang bersendau gurau dengan semua keluargamu, bermain dengan adik keponakanmu yang sangat lucu, dan aku senang, meski aku tak bisa
melihat senyumu saat itu.
Sayang, Andai saja kamu tau apa yang aku rasakan saat ini. Aku bingung, aku bagai terombang ambing dalam lautan. aku cemas. Aku ingin berteriak agar kamu
mengerti. Aku mohon mengertilah sayang. Aku memang tak menyuruhmu membaca pikiranku. Tapi sayang, cobalah baca dari mataku..
Aku sayang kamu..
With Love
Peri Biru,
Penulis,
Nama : Nia Wahyu Pratiwi
@yasirliamriofficial
0 komentar:
Posting Komentar