Novel | Tujuh hari dengannya
Ini adalah hari pertamanya dengan cewek lagi…perasaan grogi selalu menghampirinya, apalagi ketika ia telah sampai di tujuannya, terlihat gadis cantik telah menunggunya dengan senyum yang begitu menawan, “aku ga telat kan gun?”, tanya roby. “Ga kok...yuk..”, jawab anggun. Roby sangat terkejut sekaligus bahagia ketika tangan halus anggun memeluk tubuh roby saat di atas motor. Mereka terus berbincang dengan begitu girangnya ketika itu.
“Dah nyampe nih”, kata anggun. Roby terus menatap wajah anggun yang begitu sempurna baginya. “Eh rob…ntar bareng lagi pulangnya ya”. Roby tersenyum manis pertanda menerima ajakan dari anggun itu, tapi ia tak mampu mengungkapkannya lewat kata-kata, hanya senyum yang terukir di wajahnya dan sedikit suara hati yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri.
Saat mentari semakin terik, panas yang menguras dahaga sangat terasa saat itu. Mungkin semua orang yang ada disana sedang berteduh menyejukkan hati, tapi tidak dengan roby, ia sedang menanti gadis pujaannya. Roby menunggu anggun di samping motornya sambil menuliskan beberapa kata-kata. Langkah kaki terdengar perlahan dan kemudian suara lembut seorang wanita menyapa dengan lembutnya kepada roby, “hallo rob…wah kok nunggu disini?..kan panas..”, “eh kamu gun…ga papa kok, kan biar kamu jalan ga terlalu jauh”, jawab roby. “Ah kamu rob…”, kata anggun sambil tersenyum kepada roby. “Yuk ah…laper nih..”, lanjut anggun. Roby lalu mengantarkan anggun ke rumahnya, roby terlihat begitu senang bahkan bisa dikatakan sangat senang…apalagi saat ia tiba di rumah anggun dan anggun mengajaknya mampir di rumahnya sambil menggenggam tangan roby. Roby pun mampir di rumah anggun yang terlihat mewah, di sana roby diperlakukan dengan sopan dan ramah oleh orang tua anggun, tak ada yang bisa menghilangkan senyum yang terukir di wajah roby saat itu.
***
Langit gelap, tanpa cahaya bintang dan hanya redup sinaran bulan..
“Dah nyampe nih”, kata anggun. Roby terus menatap wajah anggun yang begitu sempurna baginya. “Eh rob…ntar bareng lagi pulangnya ya”. Roby tersenyum manis pertanda menerima ajakan dari anggun itu, tapi ia tak mampu mengungkapkannya lewat kata-kata, hanya senyum yang terukir di wajahnya dan sedikit suara hati yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri.
Saat mentari semakin terik, panas yang menguras dahaga sangat terasa saat itu. Mungkin semua orang yang ada disana sedang berteduh menyejukkan hati, tapi tidak dengan roby, ia sedang menanti gadis pujaannya. Roby menunggu anggun di samping motornya sambil menuliskan beberapa kata-kata. Langkah kaki terdengar perlahan dan kemudian suara lembut seorang wanita menyapa dengan lembutnya kepada roby, “hallo rob…wah kok nunggu disini?..kan panas..”, “eh kamu gun…ga papa kok, kan biar kamu jalan ga terlalu jauh”, jawab roby. “Ah kamu rob…”, kata anggun sambil tersenyum kepada roby. “Yuk ah…laper nih..”, lanjut anggun. Roby lalu mengantarkan anggun ke rumahnya, roby terlihat begitu senang bahkan bisa dikatakan sangat senang…apalagi saat ia tiba di rumah anggun dan anggun mengajaknya mampir di rumahnya sambil menggenggam tangan roby. Roby pun mampir di rumah anggun yang terlihat mewah, di sana roby diperlakukan dengan sopan dan ramah oleh orang tua anggun, tak ada yang bisa menghilangkan senyum yang terukir di wajah roby saat itu.
***
Langit gelap, tanpa cahaya bintang dan hanya redup sinaran bulan..
Untuk membacanya selengkapnya silahkan klik disini
Komentar
@E_N_D_Y : dah baca ceritanya mas?...sedih ya?...ya itu lah kalau cinta ga kesampaian :)
@1demi1 : waduh pacaran lagi atau pacaran lagi tu?
ga nyambung komentnya..hehehehe
"kabuuuuuuuuuuuuuuur"
walau dengan temanya udah umum...
tp tetap bekesan di hati....
@Endararuji : Link mas sudah saya masukin di link teman...makasih dah mau tukeran link ya
kunjungi juga blogku yang lain di http://www.t1to.co.cc linknya arie aku pasang juga kok di situ... visit ya... hehehehe