Menangis Dalam Ego By Rifa Rachmi

Menangis Dalam Ego By Rifa Rachmi - Berikut adalah tulisan yang dikirim ke cerita cinta oleh Rifa Rachmi, silahkan baca selengkapnya...

aku benar-benar telah terjebak dengan semua permainan ini...aku terjebak dengan langkahku sendiri.....aku egois tak pernah mendengar apa kata orang tuaku....saat aku tulis blog nech airmataku mengalir...aku tak bisa menahan sembilu ini....tak mungkin aku ceritakan pada keluargaku atau pun sahabatku....aku malu dan malu...kenapa dia yang aku sayang dan aku hargai begitu keras dan egois....kurang apa aku ini..aku selalu menuruti apa maunya...bahkan aku korbankan harga diriku tuk dia.....tapi kenapa dia seolah tak pernah menghargainya...dia selalu berfikir kalo aku ga peduli padanya dan pada anaknya....sungguh dari lubuk hatiku aku sayang pada anaknya....walau memang aku belum ketemu secara langsung dengan malaikat kecil itu tapi entah kenapa setiap kali aku dengar namanya hati aku bergetar...seolah ada magnet dalam tubuhku....dan aku menangis apabila aku dengar kabar dia sakit...entah mengapa itu terjadi padaku, aku sendiri tak mengerti...yang pasti aku sayang passha lebih rasa sayangku pada kedua adikku....oh apakah ini yang dinamakan nurani seorang ibu...walau pun passha bukan anak yang lahir dari rahimku tapi aku menyayangi dia sepenuh hatiku.....oh tuhan izinkan aku tuk bisa memeluknya, menjaganya, dan memberikan kasih sayangku untuknya....dia buah hatiku malaikat kecilku....bunda sayang kamu passha.....tapi kenapa seolah iman tak percaya padaku.....

saat ini dia dia butuh uang tuk pulang kampung ke bandung menjenguk passha anak semata wayangnya...aku berusaha bantu mencari pinjaman tapi hasilnya nihil,teman-temanku satu orang pun tak ada yang mau meminjamkan uang padaku..dua hari aku mencari kesana kemari sampai-sampai aku lupa akan kesehatanku sendiri...sakit ku kumat lagi tapi aku tak hiraukan itu....malamnya iman meneleponku nada bicaranya sungguh buatku teriris,seolah dia tak pedulikan aku,menyiakan apa yang udah aku lakukan untuknya....yang paling menyakitkan dia bilang....jangan-jangan kamu sengaja ga usahain dapatin uang supaya aku ga bisa ketemu sama anakku lagi terus kamu takut kalo aku balik lagi sama mantan istriku dan ga kan pulang lagi.....itu yang buat aku sakit....sumpah demi tuhanku aku tak pernah melarang dia tuk pulang kebandung atau pun nemuin anaknya....ga sedikit pun aku larang dia....apa salah jika aku menyuruh dia tuk bersabar dan bersabar tuk ngejalanin semua masalah dan merlarang dia jangan emosi.....tapi balasan dia...buat apa sabar waktu mepet tinggal sehari apa gunanya sabar kalo hasilnya ga ada.....aku hanya terdiam dan terus mendengar dia emosi...dalam hatiku menangis dan menjerit....salahkah aku jika aku ingin orang yang aku sayangi bersabar dalam ngejalani semua masalah dan dihadapi dengan kepala dingin tanpa ada emosi......iman terus berang dia seolah menyalahkan aku kalo aku ga peduli pada dia....ya tuhan apa langkahku ini salah...sungguh aku tak pernah membohongi dia...aku tulus menyayanginya dan melakukan ini semua.....

semakin hari aku semakin tahu dia seperti apa...waktu yang singkat saat menjawab rasa itu......ternyata benar aku telah terjebak oleh dia....terjebak oleh langkahku sendiri..kini apa yang aku bisa hanyalah pasrah..tak mungkin aku berlari...walau memang dia belum menjadi suami ku tapi dia sudah merampas segalanya dariku....kehormatanku sudah terkoyak olehnya...dan tak mungkin aku melepaskan dan lari dari dia yang sudah merusaknya....semuanya mungkin sudah terlambat....aku pun telah mengecewakan orangtuaku, sahabat dan semuanya....

ayah sayang bisa ga sech kamu tuch lembut dan ngerti hati seorang perempuan...kalo sikap kamu kaya gini trus kamu pasti gagal tuk kesekian kalinya.......

KAMU TAHU AKU SAYANG KAMU TAPI KENAPA KAMU BUAT AKU BEGINI.....
KAMU BEDA DENGAN YUDA COWOK YANG UDAH AKU SIA-SIAIN DEMI KAMU


Pesan tulisan : ingat!jangan mudah percaya akan janji sebelum ada bukti

Penulis : rifa rachmi

Ingin Dapat Penghasilan Dari Affiliate?...Follow Tiktok Kami...

@yasirliamriofficial

Related Post : Menangis Dalam Ego By Rifa Rachmi