Puisi Kemerdekaan Ws rendra. Sebentar lagi tanggal 17 agustus, suatu hari besar bagi bangsa kita. Yaitu hari kemerdekaan negara Indonesia dari tangan penjajahan. Cerita cinta akan berbagi sebuah puisi kemerdekaan untuk menyambut hari hut nasional negara tercinta kita Indonesia. Puisi ini adalah karya saya dan juga adalah karya Ws rendra yang telah meninggalkan kita untuk menghadap Yang Maha Kuasa, tapi saya yakin karya-karya puisi Ws Rendra selalu terkenang di hati kita. Ws Rendra adalah seorang penyair senior yang karyanya mampu merubah pola hidup bermasyarakat dan bernegara di Indonesia ini. Tak jarang Ws Rendra mendapatkan banyak kecaman dari banyak pihak atas karya-karya yang ditulisnya itu, terlebih lagi ketika rezim orde baru. Ia pernah merasakan dinginnya buih karena sebuah puisi yang ditulisnya.
Indonesia ku, Berdiri, Berkibar, Bertahanlah.
Karya : Bang arie (admin blog cerita cinta)
Dalam diam aku menangis
Dalam sepi aku bersembunyi
Tak mampu
Sungguh aku tak bisa
Melihat darah mengalir
Mendengar tangis menggema
Ya itulah kejadian dulu
Dulu ketika bambu runcing
Dan parang di tangan yang kecil
Mengayun mengusir mereka
Tapi kini
Teman-temanku
Sahabat-sahabatku
Yang hancurkan bumi pertiwi ini
Mereka pikir mereka benar!
Satu tarikan pemicu
yang menyebabkan ribuan nyawa terkapar!
Sungguh...
Andai sang pejuang terlahir kembali
mungkin mereka akan berkata
"Aku tak ingin Indonesia merdeka
Biarkan aku mati
Asal Mereka tak terlahir nanti"
Puisi Kemerdekaan Ws Rendra
SUDAH tentu yang mengalami penindasan dan beragam penderitaan lainnya bukan hanya orang-orang atau penyair semacam HR Bandaharo saja. Pramoedya Ananta Toer, sastrawan terbesar Indonesia, seperti halnya Bandaharo juga pernah dibuang di Pulau Buru dan mengalami beragam penindasan selain perampokan atas harta-benda milik pribadinya sendiri.
Rezim Orba adalah rezim otoriter yang menghegemoni segala bidang kehidupan dengan kekerasan bersenjata beserta lembaga intel yang luar biasa. Selain gerbong utamanya berupa orpol Golkar yang dominan sekalian orpol-orsospol rekayasa lainnya sebagai pendukung pelengkapnya. Semuanya demi menaklukkan massa rakyat dan kepentingan melanggengkan kekuasaan hasil rampokannya (kudeta). Sementara kaum budayawan umumnya, seniman, sastrawan dan penyair sampai yang paling intelektual atau berpendirian bebas-merdeka sekalipun mesti tunduk pada politik rezim Orba dpp the Smiling General itu!
Maka jika ada yang coba-coba membandel akan segera kena bredel! Tak peduli apakah si pembandel itu sebagai grup atau lembaga seperti media massa ataukah dari perseorangan seperti penyair. Dalam hal ini, salah satu contohnya yang masyhur adalah budayawan sekaligus penyair besar Indonesia WS Rendra.
(baca selanjutnya).
Salam cerita cinta...
@yasirliamriofficial
5 komentar:
thanks dan, mantabs nih puisinya.
:)) :)] 8-} :X =((
ijin kutip judulnya..thanks
=))
:(( terhau saya
Posting Komentar