Puisi | Tangisan Seorang Ibu
Ketika jeritan terdengar
Ketika air mata terjatuh
Terbaring Dengan pasrah
Seoarang wanita di Kasur putih.
Dengan wajah pucat
Dengan Mata yang merah
Ia Terus berjuang
Walau Ajal Seoalah terus Memanggil.
Aliran darah seakan tak Terhenti
Ketika tangisan terpecah
Ya...itu suara tangisanku
Aku yang Baru Datang ke bumi ini.
Kini aku telah Sendiri
Tak lagi ditimang
Tak lagi Dimanja.
Tapi Masih ku ingat
Ketika aku Seakan Benar
Berkata aku lebih Cinta "Dia"
Berpikir "Dia lah satu-satunya"
Sang kekasih Yang paling menyayangi.
Ya Aku lebih memilih "Dia"
Daripada ibuku.
Tangisan sang ibu
Yang dulu melahirkan ku
Kudengar kembali
Ketika aku lebih Memilih Kekasihku itu.
Aku menyesal...
Aku Kesal...
Ingin rasanya Kukecup
Ingin rasanya Kucium
Telapak kaki yang Suci
Telapak kaki Ibuku.
Tapi memang Kasih sayangnya
Tak Sebatas mata
Tak sebatas rasa.
Tanpa Sebuah kata
Ia memaafkan ku
Aku yang telah Menyakitinya
Aku yang telah Mengkhianatinya.
Kini aku sadari
Tak ada yang sungguh
Sungguh menyayangiku
Selain dirinya.
Ibuku...
Note:
Nah dari puisi di atas, saya harap teman-teman semua mengerti arti puisi tersebut. Jangan pernah menyakiti orang tua apalagi ibu, karena perjuangannya ketika melahirkan kita itu sangat berat. Jangan pernah mengatakan "AH!", apalagi melawannya. Ikuti dan patuhi saja, toh itu untuk yang terbaik. Dan jangan pernah lebih memilih pacar kamu dari pada ibu kamu sendiri. Ingat Surga itu ada di telapak kaki ibu!.
Salam cerita cinta...
@yasirliamriofficial
1 komentar:
keren deh, blog nih,,,,,,,
http://jalimsblog.blogspot.com
Posting Komentar