Ketika sampai di rumah rio, saya sangat terkejut...aneh sangat aneh, saya melihat sebuah rumah kayu yang sangat sederhana...bukannya rumah rio dulu sangat besar bagaikan istana?, tapi saya hanya diam. Rio lalu mengajak saya masuk ke rumahnya, saya sangat bingung ketika seorang wanita yang cantik langsung menyalami tangan rio, saya berpikir dalam hati..."itu kan istrinya rio yang dulunya sangat sombong dan bisa dikatakan tidak ada sedikit pun rasa hormat terhadap suami". Kemudian rio mengajak saya masuk ke rumahnya, "kenapa ri?kaget ya?", tanya rio. Saya lalu menatap rio dengan penuh kebingungan, "Sekarang aku tinggal di rumah ini rie". "Emang rumah kamu yang dulu di jual yo?", tanya saya lagi. Ketika rio hendak menjawab, tiba-tiba datang seorang anak laki-laki kecil yang kira-kira berusia 7 tahun sambil membawa iqro' di tangannya. Anak itu langsung menyalami kedua orang tuanya dan juga saya. "Kamu masih ingat romi kan rie? anak saya yang sering kamu gendong dulu?", kata rio. Ingatan saya terbang, saya teringat anak rio yang saat itu masih balita, sangat nakal karena terlalu dimanjakan oleh rio. "Sudah gagah ya sekarang si romi", kata saya sambil tersenyum. Rio lalu berkata dengan perlahan "beginilah saya sekarang rie, sekarang saya cuma seorang kuli". Saya diam sesaat...lalu bertanya pada rio..."Emang usaha kamu yang dulu kenapa?". "Saya ditipu orang, yah tapi saya sangat bersyukur dengan kehidupan saya yang sekarang rie, saya merasa lebih bahagia", jawab rio.
Saat kami sedang asyiknya berbincang, terdengar adzan maqrib berkomandang...istri rio lalu menghampirinya, "Yah sajadahnya sudah saya siapin". Rio lalu mengajak saya untuk sholat berjema'ah. Anak rio lalu mengomandangkan adzan dengan lantangnya, kami lalu sholat berjemaah dengan rio sebagai imamnya. Ketika salam, istri dan anak rio langsung menyambut tangan rio dan salim dengan begitu tulusnya. Do'a-do'a yang dibacakan oleh rio saat itu membuat saya merinding, rio membacakan do'a dengan sangat meresapinya dan suara yang sedikit menangis...seingat saya, dulu rio bukanlah orang yang rajin beribadah, sholat jum'at saja masih 1 kali sebulan. Tapi sekarang sangat berbeda.
Setelah sholat...saya melihat romi belajar dengan tekunnya. "Ri makan malam disini dulu ya, dah lama kita ga makan sama-sama", kata rio sambil tertawa. Istri rio lalu membawa makanan yang dihidangkan di tempat dimana saya sedang duduk tadi. Saya duduk di sebuah ruangan kecil yang hanya beralaskan tikar tipis yang sudah rusak. Ya rumah rio hanya beralaskan tikar rusak itu, tanpa kursi dan meja yang biasa menjadi yang utama pada setiap rumah pada normalnya. "Cuma ini rie, kamu ga keberatankan?", kata rio sambil menunjuk menu makan malam saat itu. Saya melihat 2 ekor ikan dan 5 tempe ditemani semangkok sambel terasi yang telah terhidang dihadapan saya. Saya tersenyum kepada rio sambil berkata "kayanya enak nih". Rio membalas senyuman saya dan kami lalu menyantap hidangan itu dengan nikmatnya.
Setelah saya selesai menyantap makanan yang sederhana tadi, ada sebuah peristiwa yang
tak bisa saya lupakan dan sangat membuat saya sangat terpukul. Saat itu anak rio menghampirinya "Pa besok romi harus bayar uang sekolah, kata bu guru kalau romi ga bayar besok romi bakal dapat hukuman". Saya terdiam mendengar kata-kata anak rio, saya lalu dengan spontan bertanya "kenapa yo?". "Romi sudah 5 bulan ga bayar uang sekolah". "Emang sebulannya berapa yo?"."Sebulannya 20 ribu". Darah saya seakan membeku, mata saya seakan tak mampu menyembunyikan kepedihan itu ketika membayangkan romi yang dulunya sangat makmur dengan penghasilan berpuluh kali lipat penghasilan saya. Tapi saya tak melihat sedikit pun rasa sedih dari rio dan keluarganya. "Yo ini ada sedikit buat bantu-bantu romi", kata saya sambil mengeluarkan uang yang berjumlah 500 ribu. Saya sudah menganggap rio sebagai keluarga saya, apalagi dulu ketika saya sedang kesulitan...rio sering kali membantu saya tanpa mengharapkan pamrih. Tapi saya terkejut ketika rio menolak pemberian saya itu..."jangan rie", katanya sambil tersenyum. Saya pun memaksa, tapi rio tetap menolak pemberian saya itu.
Hari telah larut, saya pun lalu berpamitan kepada rio, di benak saya masih saja memikirkan kata-kata romi saat itu. "Yo kalau kamu ga mau saya membantu kamu...izinkan saya memberikan uang ini kepada anak kamu sebagai tanda terima kasih makan malam ini". Rio lalu diam sesaat dan kemudian memeluk saya dengan sangat erat..."selama ini saya telah banyak dihina dari orang-orang rie, termasuk oleh orang yang dulu sangat memuji saya". Saya sangat terkejut ketika melihat air mata menetes dari pipi rio. Namun saya sedikit senang karena akhirnya rio mau menerima pemberian saya yang ala kadarnya. Romi kemudian menghampiri saya dan langsung salim kepada saya , lalu memberikan sebuah robot-robotan yang sampai saat ini masih saya simpan. "Om ini power ranger merah buat om", kata romi kepada saya. Hati saya sangat tersentuh, saya lalu menggendong romi dan memeluknya. Terlihat senyum di wajah rio dan istrinya, indah begitu indah.
Pertemuan saya dengan rio membuat saya mengerti, karena tak selamanya kesederhanaan itu membuat hidup seseorang tersiksa...tapi terkadang kederhanaan itu membawa suatu kebahagiaan.
@yasirliamriofficial
7 komentar:
nangis bro gw bacanya
itu lah miftah kalau hikmah telah datang kepada kita,,,kesederhanaan akan membawa kebahagiaan
jalan hidup memang sulit untuk dimengerti, tetapi putaran roda sendiri berjalan pelan namun pasti tetap bergulir. Semoga dapat menjadi pelajaran bagi kita untuk selalu bersyukur atas apa yang telah kita raih hari ini, dan senantiasa bekerja lebih keras untuk menyongsong hari esok.....
nice2know u
regards,
--MyAvatarInside--
http://3dsmaxsupport.blogspot.com/
Luar biasa ceritanya. Menyentuh banget...
Sampe gak isa ngomong neh...
@My avatar : ya saya setuju dengan mas avatar...dunia pasti berputar seperti sebuah roda
@Anthony harman : Makasih mas anthony :) , terima kasih atas kunjungannya mas
Sama2x link-mu sudah saya masukkan ke blogroll..... Semoga jadi teman selamanya.....
semoga tetap sukses buat mas endy ;;)
Posting Komentar