Cerpen | Demi Diakah?

Bulan mulai terang, bintang-bintang mulai bertaburan, terang begitu terang. Terlihat seorang wanita belia terduduk di sebuah kursi panjang di sebuah taman. WAnita belia tersebut berwajah ayu dan berpakaian cantik dan seksi. Aku berpikir kenapa ia duduk di tempat gelap seperti itu sendirian, inginku mendekatinya. Namun saat aku baru melngkahkan kaki, kulihat seorang lelaki berkaos hitam mendekatinya. “Mau apa lelaki itu” tanyaku dalam hati. Aku terkejut saat wanita cantik itu memanggil sang lelaki dengan manjanya, “mas kesini donk”. Lelaki itupun duduk disamping wanita belia, sambil merangkul dan membelai tubuh sang wanita. Aku terus memperhatikan wanita itu, tak sedikitpun mataku berkedip. Setelah beberapa lama, saat daun berjatuhan dari rantingnya, merekapun pergi ke tempat gelapdi belakang kursi, kurasa kalian pun mengerti sedang apa mere [...]

ka.
Esok harinya saat matahari mulai terbenam, aku kembali ke taman, kuperhatikansekelilingku. Namun mataku tak melihat wanita belia itu. Aku menyandarkan tubuhku di sebuah pohon rindang, maksudku menunggunya. Ketika burung-burung berterbangan di lanit yang mulai gelap, aku melihat wanita itu berjalan menuju kursi. Selangkah demi selangkah ia berjalan, ia pun duduk di kusi coklat itu. Namun kenapa tiba-tiba ia menangis, aku terdiam, aku pu melangakahkan kaki menuju ke tempatnya. Ku pegang pundaknya, namun au terkejut saat ia berkata, “bawa aku mas”. Aku terdiam sesaat, lalu aku berkata aku bukan lelaki seperti itu, aku bertanya padanya, “mengapa gadis cantik seperti kamu mau melakukan ini?”. Sang wanita diam seribu bahasa, lalu air mata menetes dari mata ke pipinya. Perlahan si wanita belia berkata dengan bibirnya yang bergetar. “aku dulu seorang santri, aku pernah juara membaca Al-Qur’an, ibuku seorang guru ngaji”. “tapi kenapa kamu sekarang seperti ini?”, Tanyaku. Sang wanita tak menjawab, hanya tertuntuk dan meneteskan air mata. Lalu kemudian ia berkata perlahan “aku berjuang untuk ibuku”. “Apa maksudnya?” tanyaku dalam hati. Kemudian ia perlahan meninggalkanku.
Beberapa hari kemudian, rasa ingin tahu kembali mengusikku, akupun kembali ke taman itu, aku masih melihat wanita belia terduduk di kursi taman itu. Ia hanya diam dan tertunduk. Aku sangat ingin tahu, kudekati dirinya, lalu kusapa dia dengan akrap.”Kenapa kamu termenung, kok kelihatannya serius”. Namun ia tak menjawab, “kenapa Cuma diam?aku Cuma ingin Tanya, kemarin kenapa kamu menyinggung masalah ibu kamu. Namun ia tetap diam. Aku pun memberanikan diri, kuangkat dagunya, namun tiba-tiba aku terkejut, saat kulihat busa di mulutnya, dan matanya yang terpejam, kupegang tangannya dan kuraba nadinya, tapi aku tak merasakannya. Ku dengarkan detak jantungnya, tapi aku tak mendengarnya. “InnaliLLaHI”,kataku. “Kenapa ia melakukan ini?”tanyaku dlaam hati. Aku bingung bertanya-tanya.. saat mataku terus berkedip menahan tangis, aku melihat Koran dibawah kursi, kuraih Koran itu, lalu aku membaca”seorang ibumeninggal setelah dirawat 1 bulan di rumah sakit”. Aku lalu membaca dengan penuh rasa ingin tahuku. Kemudian aku melihat tulisan “sang ibu selalu disiksa oleh suaminya, ditendang dan dipukul, sang ibu memiliki anak gadis yang konon katanya sang anaklah yang membiayai biaya berobat ibunya, anak yang berparas ayu itu itu bernama GLADIS, kata sang ibu saat masih dirawat di Rs, anaknya adalah seorang manejer pada sebuah peruasahaan, ceritanya.
Aku terdiam setelah membaca Koran itu, ternyata nama gadis itu adlah Gladis, aku bertanya benarkah yang dilakukan wanita itu, berkeliaran saat memanggil demi kesalamatan ibunya. Hanya ALLAH SWT Tuhan kita yang tahu.

Ingin Dapat Penghasilan Dari Affiliate?...Follow Tiktok Kami...

@yasirliamriofficial

Related Post : Cerpen | Demi Diakah?